0

Assalamualaikum teman-teman pembaca di manapun berada. Semoga sehat dan bahagia selalu ya aamiin. Kali ini saya mau curhat, berbagi cerita dan pengalaman sekaligus merekap memori 1 tahun merantau di Bengkulu.

Tapi sebelumnya, teman-teman juga boleh baca perjuangan kami pindah ke Bengkulu di sini ya..

Flashback beberapa tahun yang lalu, merantau dan pindah dari Jogja adalah salah satu keinginanku setelah menikah dan alhamdulillah di tahun 2022, keinginan itu terkabul. Kami pindah dari Jogja ke kota yang belum pernah sama sekali kita kunjungi. Dan tanpa bergalau-galau meninggalkan Jogja, kami super duper excited untuk membuka lembar baru di sini.

Long story short, biar nggak kelamaan, berikut ini cerita singkat momen penting selama setahun di Bengkulu.

1. Kehidupan bertetangga

Selama lebih dari 10 tahun di Jogja, hidupnya pindah dari kos satu ke kos lainnya. Setelah menikah, tinggalnya pindah-pindah dari kontrakan satu ke kontrakan lainnya. Dan mengontrak paling lama itu sekitar dua tahun. Dari dua tahun itu, nggak terlalu kenal dan terlalu bersosialisasi sama masyarakat setempat (contoh : rapat bapak-bapak, arisan dll). Why? Satu, karena waktu itu ada masanya pandemi. Terus waktu sebelum pandemi, kami juga nggak akan lama tinggal di tempat itu jadi nggak mau terlalu menyibukkan diri dengan acara di sekitar kontrakan. Males lah ya hahaha.

Then, waktu pindah ke sini yang awalnya mungkin bakal biasa aja ya apalagi di tanah Sumatera yang mungkin culture-nya agak beda sama orang Jawa tapi ternyata ya nggak juga. Walaupun ngontrak di komplek perumahan, tapi kehidupan bertetangga kami sangat amat beda jauh sama yang di Jogja. Belum setahun di sini aja, kami udah terlibat di berbagai acara komplek. Mulai pengajian ibu-ibu, rapat bapak-bapak, syukuran pindahan rumah tetangga, jenguk orang sakit, kerja bakti, rewang orang hajatan dan lain-lain.

Satu, karena rumah kami depan masjid persis. Lokasi strategis, kami jadinya juga mudah dikenali dan mudah mengenalkan diri karena cukup bilang rumahnya (kontrakannya) yang didepan masjid haha

Kedua, karena emang so far orang-orang di komplek ini baek-baek banget deh. Makanya, alhamdulillah banget diberikan rezeki untuk bisa ngontrak di komplek ini. Udah jalannya aspal bagus, kontrakan kami juga nyaman, tetangga-tetangga pun baek-baek. Alhamdulillah banget lah pokoknya.

Bergeser dari tetangga, alhamulillah saya juga menemukan orang-orang baek lainnya di lingkup yang lebih luas lagi. Ada temen yang ketemu di Instagram, ada temen dari UNIB pastinya dan lain-lain. Apalagi aku anak extrovert ya, jadi happy banget bisa ketemu orang banyak di Bengkulu hihihi.

2. Berani menulis buku anak

Setelah di Jogja menulis 10 buku self improvement baik nulis solo maupun collabs sama yang lain, ternyata di Bengkulu aku menemukan kejenuhan. Setelah berkontemplasi, ternyata menulis buku anak menjadi salah satu hal yang akan kucoba segera mungkin.

Tanpa berpikir lama, aku pun mengikuti kelas menulis buku anak. Walaupun masih bentuknya antologi, tapi aku jadi belajar tentang bagaimana menulis buku anak. Dan Taraaaa, debut buku anak sudah berhasil kubuat.

Setelah itu, aku terpacu untuk membuat buku anak solo dong ya. Dan setelah proses yang cukup memakan waktu, riset yang cukup panjang akhirnya naskah buku anak seputar kehidupan anak-anak di perbatasan Indonesia sudah selesai dibuat. Biar nggak nyesal di kemudian hari, aku pun memberanikan diri mengajukannya ke penerbit buku anak berskala nasional. Sampai cerita ini terupload belum ada keputusan diterima atau ditolak tapi nggak papa. Alhamdulillah, nyicil ayem karena udah bikin 6 naskah buku anak dalam satu tema. Wohooo!

Nggak kerasa juga ada 5 buku seri dalam satu tema yang lain yang juga aku selesaikan dan sudah ku kirimkan ke penerbit besar di Jakarta. Jadi ada total ada 11 naskah buku anak alhamdulillah masyaallah pokoknya disyukuri aja. Walaupun belum sampai ke titik penerbitan alias masih diseleksi.

Next, rezeki emang nggak pernah salah alamat. Ternyata, aku bisa berkarya di mana dan kapan aja. Jadi gini ceritanya. Ada Bang Ari dari LATUN (NGO yang fokus pada pesisir dan laut di Bengkulu) yang juga merupakan teman sekantor mas Akbar, suamiku di FAPERTA UNIB. Setelah ngobrol-ngobrol, aku pun di ajak oleh Bang Ari untuk menulis buku anak berdasarkan data yang sudah ada di LATUN.

Setelah beberapa kali brainstorming ide, akhirnya naskah bukunya jadi dan nggak cuma itu aja. Ternyata buku ini akan dikolaborasikan dengan salah satu orang penting di Provinsi Bengkulu. Jadi aku sebagai penulis akan berkolaborasi langsung dengan beliau tersebut sebagai penulis buku anak ini. Wooaaaaaa kaya di kasih jalan tol, shortcut atau apalah namanya untuk bisa collabs dengan beliau. Dan karya ini digadang-gadang akan menjadi salah satu legacy untuk masyarakat Bengkulu nantinya dan akan dicetak, didistribusikan ke berbagai instansi yang ada di Bengkulu.

GImana ya njelasinnya, aku dan keluarga aja KK dan KTP masih orang Jogja, baru setahun pula di Bengkulu tapi kaya diterbangkan oleh Allah untuk bisa berkarya dan berkolaborasi sejauh itu gitu lho. Jadi terharu pokoknya. Dan, sampai ini diupload progress buku anak masih tetap running. Semuanya pasti berproses dan nggak ada yang instan lah ya. Kami harus cari penerbit, illustrator, dll tapi kami tetap akan berjuang sampai buku anak ini berhasil di cetak. Yeiy

Bahkan setelah project ini selesai, aku pun excited dengan project project buku lainnya yang akan dibuat oleh instansi-instansi Bengkulu. Semoga berkah dan membawa banyak manfaat pokoknya. Ini akan jadi cerita yang personally sangat amat istimewa di hati aku 😊

3. Titik balik gaya hidup yang lebih hijau

DI kontrakan kami, ada tanah kosong di sebelah rumah dan itu udah ditanami pohon sirsak, pisang dan tanaman kecil lainnya. Walaupun begitu, space-nya masih tetap luas. Dan setelah dipikir-pikir, kenapa nggak kita coba aja belajar menanam. Kan nggak bikin rugi juga ya memanfaatkan tanah seluas itu untuk menanam sayuran dan lain-lain, ya kan?

Walau awalnya gagal, tapi keinginan untuk belajar berkebun dan menanam masih membara. Dulu, ngelihat setiap orang berhasil menanam itu kayaknya gampang banget, aku kok beda ya. AKhirnya setelah melalui beberapa proses, ternyata aku pun bisa menanam. Ah rasanya happy banget. Apalagi ngelihat proses pertumbuhan tanaman sejak mulai semai bibit sampai ia berbuah.

Kaya ada kepuasan tersendiri ngeliat makhluk hidup lain selain anak, kucing rumah tumbuh begitu cepat setelah kita rawat selama ini. Paham kan ya rasanya?

Walau menguras banyak energi apalagi untuk nyangkul tanah, digigit nyamuk, panas-panasan, pindah tanaman ke media tanam yang lebih besar, nyiram dan mupuk rutin dll tetap aja menanam dan berkebun ternyata bisa jadi media healing, relaksasi termurah dan terdekat plus banyak sekali manfaat lainnya.

Setelah berjalannya waktu, kami bisa panen ini dan itu. Walau belum sampe panen raya yang gimana-mana tapi tetep aja bersyukur dan puas banget.

Oh ya, selain menanam kami juga melanjutkan kebiasaan kami di Jogja yang suka ngumpulin sampah anorganik buat di drop di Bank Sampah. Pas di Bengkulu, kami juga melakukan hal yang sama. Dan ternyata hal itu memantik diriku kembali untuk melakukan hal lebih demi lingkungan.

Waktu itu rasa-rasanya kok bosen nyampah ya, kan selama hampir 30 tahun nyampaaahhh terus. Dan masalah sampah nggak selesai dengan kita buang sampah pada tempatnya tapi emang harus kita yang mengolahnya.

Alhasil, setelah berkunjung ke bank sampah Betandang, Bengkulu, saya jadi terinspirasi untuk membuat ecobrick. Bagi yang belum tahu, ecobrick itu seperti ini….

Dan pelajaran berharga yang aku dapatkan dari proses ini adalah ketelatenan yang akhirnya membuatku lebih sayang dengan sampah bahkan alhamdulillah keinginan keluarga kami zero waste perlahan mulai tercapai. Cerita kami ada di Instagram @kebun.araka ya

Sampah organik sisa dapur atau sisa makanan biasa kami kasih ke kucing, ayam atau buang di pekarangan sebagai kompos. Sampah anorganik seperti perbotolan di kumpulkan untuk bank sampah dan sampah plastik kami buat ecobrick.

Aaahhh, walau cape karena harus membersihkan plastik, menyuci dan menggunting satu per satu tapi berasa puas aja ngeliat progress kecil ini. Yaah walau pasti nggak berdampak banyak buat persampahan dunia tapi tetep aja hal ini aku apresiasi banget. At least keluarga kami jadi zero waste, anak-anak pun jadi terbiasa nggak buang sampah dan malah mereka juga bantuin bikin ecobrick. Semoga aja nantinya mereka jadi generasi sayang bumi sehingga bumi di masa depan mereka masih sehat dan layak ditempati aamiin…

4. Travelling

Hal menyenangkan lainnya ketika pindah tempat baru ya pasti jalan-jalan lah ya. Alhamdulillah banget belum setahun kami di sini, kami diberikan kesempatan mengunjungi banyak tempat di sini seperti Rumah Soekarno, Rumah Ibu Fatmawati Soekarno, Kebun Teh Kepahiang, bahkan Pulau Tikus. Semuanya ada di YouTube Araka Family untuk lebih detailnya.

Bengkulu masih luas dan kami juga masih ingin bisa explore dan belajar di sana sini. Setiap kali ada kesempatan, kami berusaha untuk tidak melewatkannya. Selain untuk konten YouTube, kami gunakan kesempatan travelling tersebut untuk bermain sambil belajar dengan anak-anak dan membuat kenangan yeiy.

oh ya kami juga excited karena kakak sal dan adek Qia bisa kenal dengan teman lain karena mereka ikut ngaji untuk pertama kalinya dan kakak Sal juga akan sekolah TK Juli nanti. waaah terharu banget si bayi pertama mau sekolah 🥰😄

Gitu deh ceritanya. At the end of the day, kami happy banget bisa pindah dari Jogja dan merantau ke Bengkulu. Meski jauh dari keluarga tapi tetep bersyukur di mana aja ditempatkan. Kami bisa bergerak, berbagi, menginspirasi, bekerja dan berkarya dengan orang baru dan untuk masyarakat yang lebih beragam lagi. Semoga akan ada banyak hal baik, karya dan kontribusi yang baik ditahun kedua di Bengkulu aamiin….

Semoga yang sedang merantau dan jauh dari keluarga juga bisa survive dan strong menghadapi segala ujian yang ada serta diberikan keberkahan rezeki aamiin.

Sampai jumpa lagi di cerita selanjutnya ya bersama @yasaraindonesia @araka.family @araka.book @kebun.araka dll..Semoga bermanfaat…

Wassalamualaikum…
Next
This is the most recent post.
Previous
Posting Lama

Posting Komentar

Dimohon untuk berkomentar dengan bijak!

 
Top