9
Assalamu'alaikum warrahmatulahi wabarakatuh....

Allahumma salli `ala muhammad wa`ala ali muhammad Alhamdulillah Alhamdulillah Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kehadiratNya atas limpahan rahmat dan nikmat yang tersemai kepada kita semua sehingga sampai saat ini kita masih diberikan waktu, kesempatan dan kemudahan untuk saling berbagi pengalaman hidup yang semoga bernilai manfaat melalui blog ini. Shalawat serta salam kita junjungkan kepada Baginda Rasulullah, sehingga atas perjuangan beliau kita tidak harus berperang melawan kaum kafir, berhijrah, melakukan perjalanan seperti beliau sampai saat ini dan kelak semoga kita dikumpulkan bersama beliau di FirdausNya Aamiin Ya Robbal Alamin. Alhamdulillah, kali ini saya akan bercerita mengenai sebuah proses belajar, tantangan dan segala cerita tentang seleksi beasiswa LPDP yang saya ikuti tahun ini. Semoga bermanfaat bagi para poembaca ya hihihi Aamiin. Mari kita mulai dengan membaca Basmallah bersama-sama. Bismillahirahmanirrahim. Here we go.



LPDP, siapa tak mengenal beasiswa itu?? 12 Triliun dana abadi dikucurkan untuk membiayai putra/putri bangsa kuliah S2/S3 di dalam dan luar negeri. Dana abadi dari Kementrian Keuangan, Kementrian Agama dan Dikti yang diolah dan diatur sedemikian rupa sehingga LPDP bisa seperti sekarang. Saya sangat mengapresiasi sekali, jajaran LPDP hingga panitia dan awardee yang senantiasa menata, membuat sistem LPDP sehingga bisa seperti sekarang. Sistem yang luar biasa tidak mudah, butuh proses panjang dan detail so far bisa diselesaikan dengan sangat cantik oleh LPDP. Pertama kali mendengar LPDP yaitu tahun 2014 kayaknya (agak lupa hehehe). Waktu itu saya masih kuliah, dan di tahun 2015 saya lulus kemudian melihat dan memantau perkembangan kakak-kakak angkatan di kampus yang ikut LPDP terlebih dahulu. Saya pun terinspirasi oleh mereka-mereka. Salah satunya Mas Rasman, satu daerah dengan saya, Cilacap dan kini sedang menempuh S2 nya di Birmingham. Dahulu saya hanya melihat proses bagaimana beliau berhasil menjadi awardee LPDP, amazing pokoknya dan ditahun 2015 saya bimbang apakah harus mendaftar tahun sekarang atau tahun depan.



Analisis kesiapan diri pun saya aktifkan, waktu itu saya masih bekerja, kemudian saya belum tes toefl/ielts. Karena itu, saya pun menempuh kursus IELTS Preparation karena tujuan universitas saya adalah University of Wollongong (UoW), New South Wales, Australia mengambil jurusan Master of Education (M.S.Ed). Saya mempimpikan universitas itu sejak semester 5 perkuliahan. Saya sudah memiliki segala e-book, downloadan pages, segala informasi terkait perkuliahan bahkan saya pun sudah masuk milis dari para mahasiswa UoW di yahoo grup. Padahal, grup tersebut hanya mengizinkan mereka yang sudah berkuliah di UoW untuk masuk ke dalam grup tersebut namun rejekiNya sangat murah, aku pun diaccept oleh grup tersebut. Paling engga, atmosfer UoW sudah terasa pikirku hhii. Lanjut, karena saya mempunyai impian studi S2 di Aussie, maka saya membutuhkan skor IELTS minimal 6,5. sebelum tes IELTS, saya pun menempuh IELTS Preparation di SWIFT (Recommended loh, murah lagi :D). Saya mengikuti kursus tersebut kurang lebih 18 kali pertemuan. Waktu pun berjalan, selain teman dan ilmu baru saya pun mendapatkan petunjuk dan hidayah. Saya merasa bahwa kemampuan bahasa saya masih sangat rendah dan saya belum siap untuk melanjutkan studi saya di LN. Saya pun kembali instropeksi dan belajar dan akhirnya bye bye Aussie. Saya memutuskan untuk studi di DN.



Kemudian waktu pun berjalan, pada bulan Juli, saya pun mengambil tes TOEFL di CILACS UII, waktu itu pun saya belum mau mendaftar dalam waktu dekat, namun karena sahabat saya (Arin Pranesti, awardee LPDP, alumnus Pendidikan Akuntansi UNY 2011 yang kini sudah menjalani perkuliahan S2 nya di UGM ) tidak bisa untuk tes toefl pada hari yang sudah dijadwalkan, sedang tes toefl tsb tidak bisa dibatalkan dan hanya bisa di gantikan maka saya pun mengambil kesempatan itu. Akhirnya tes TOEFL pun tiba, nggaya tenan saya gak belajar, alias membaca sekilas tentang TOEFL karena PD saya masih tinggi. Jangankan 500, 550 pasti bisa lah. Wkwkwk Akhirnya waktu itu, tes TOEFL pun tiba, saya bisa menyelesaikan tepat waktu tidak kurang dan tidak lebih. Ternyata tes TOEFL asli 11,13 dengan toefl yang biasa di kampus atau lembaga lainnya. Alhamdulillah, one step closer. 1 minggu setelah tes saya pun mengambil hasil toefl ke cilacs uii. Terkejut bukan main setelah melihat sertifikatnya skor saya PAS 500 padahal ekspektasi saya 550 pun lebih. Satu sisi saya kecewa tapi disisi lain saya pun mengambil hikmah bahwa ini adalah salah satu petunjuk kalau saya memang belum mumpuni dalam berbahasa Inggris, saya belum layak studi di LN, cukup belajar di Indonesia. Dan kesimpulannya saya masih punya kesempatan mendaftar LPDP DN yang notabene mensyaratkan TOEFL nya 500 Alhamdulillah. Akhirnya waktu berjalan, periode-periode LPDP saya lewati karena memang saya belum siap baik secara fisik maupun mental. Saya bukan mahasiswa cerdas seperti kebanyakan, saya tidak mempunyai sertifikat juara ini itu, saya hanya bermodal pernah ke luar negeri 2 kali waktu itu. Makanya saya pun berusaha memantaskan diri sembari fokus dengan Ratu Mendoan Cilacap dan Sedekah Apa Saja yang juga saya dirikan kala itu. Bapak dan Ibu pula yang menjadi salah satu alasan terbesarku, beliau lebih ridho kalau anaknya di UNY saja. mengingat aku adalah anak terakhir dan sudah seharusnya dekat dengan orangtua. Impian ke LN pun aku sedikit sedikit hilangkan karena aku lebih memilih di Jogja sehingga bisa merawat Bapak dan Ibu



Waktu berjalan, teman-teman seangkatan mulai bergabung menjadi Awardee LPDP. Mereka adalah Janu Muhammad, alumni Pend. Geografi 2011 UNY yang diterima pada periode 4 2015 jalur afirmasi. Sahabat ini punya proses dan pengalaman sendiri di LPDP. Silahkan bisa di cek di blognya www.muhammadjanu.blogspot.com . Alhamdulillah, semakin senang dan tidak sabar untuk mendaftar LPDP namun saya rasa saya masih belum siap sampai periode akhir LPDP 2015 dan dalam perjalanan akhir 2015, belum fokus LPDP, sembari mengurus RMC dan SAS, saya pun agak mengalihkan fokus saya ke perjalanan saya ke Jepang. Bisa di cek cerita saya ke Jepang di postingan sebelumnya hihihi.



Akhirnya, 2015 berakhir dan 2016 datang. Oke fix skor toefl sudah ada di tangan dan sekarang memutuskan untuk mendaftar LPDP kapan?? waktu itu periode 1 2016 berakhir pada tanggal 20 Januari 2016. Posisi waktu itu sekitar tanggal 1-6 saya masih bertanya dan instropeksi kapan akan mendaftar karena kelengkapan berkas belum saya urus. Setelah mencari tahu dan berkonsultasi dengan Mas Feby Junaidi (Awardee LPDP jalur Afirmasi) akhirnya saya memutuskan untuk mendaftar periode 1 2016 padahal. Beliau menyentak, membukakan mata dan menyemangati saya dalam proses pendaftaran LPDP. Setelah pencarian petunjuk dan informasi yang panjang saya pun memutuskan mengambil jurusan MP (Manajemen Pendidikan) UNY karena hal tersebut sangat dekat dengan dunia saya bekerja walau sebenarnya juga tidak begitu linier dengan S1 saya. Oke gapapa, maju terus.



Akhirnya saya pun mengurus berkas-berkas. Salah satunya adalah SKCK yang notabene harus pulang ke rumah. Alhamdulillah, Bapak Ibu membantu dan mendukung, dan Allah pun memudahkan sampai saya tidak perlu pulang ke rumah dan hanya membutuhkan 1 hari dalam pembuatan SKCK. Setelah SKCK di tangan, saya pun membuat berkas lainnya, yaitu Surat Keterangan Sehat dan Surat Bebas Narkoba. Oleh Mas Feby saya direkomendasikan untuk membuat surat itu di RS. Jogjakarta (RSUD Wirosaban). Saya pun izin kantor untuk mengurus surat tersebut dan Alhamdulillah, proses nya dimudahkan. Surat keluar dengan cepat, mudah dan murah. Kurang dari 150.000 sepertinya sedangkan di Sardjito 200.000-300.000 kata teman teman. Lanjut, kemudian saya sudah menscan segala berkas, lalu tanggal 16 Januari 2016 saya pun mendaftar dan tantangan pun muncul kembali, Ketika proses aplikasi LPDP, ternyata tidak ada jurusan MP. Yang ada hanya Teknologi Pembelajaran, Pendidikan Teknologi Kejuruan dan Penelitian dan Evaluasi Pendidikan. Sebenarnya tidak ada jurusan yang saya minati karena saya sudah terlanjur jatuh cinta dengan Manajemen Pendidikan. Faktor lain saya lebih suka MP karena saya lebih suka banyak menghafal, banyak teori ketimbang menghitung hahaha. Akhirnya setelah mencari informasi ke teman, kakak angkatan yang mengambil jurusan PEP dan dosen S1 dalam waktu 1 hari saya pun memutuskan mengambil jurusan PEP. Esai saya rombak dan bismillah tidak saya konsultasikan kembali ke Mas Feby. Di hari berikutnya saya pun mendaftar.



Saya pun harus sabar bolak balik warnet karena kadang proses input data LPDP yang error mengingat waktu itu sudah mendekati deadline pendaftaran, tapi saya pantang mengeluh and always smile like usual :) dan Alhamdulillah tanggal 18 Januari 2016 saya berhasil mendaftar. Status saya : Formulir Telah Dikirimkan.



Saya pun bersyukur melewati proses tersebut. Saatnya menunggu pengumuman administrasi tanggal 2 Februari 2016 dan akhirnya malam hari pukul 22.00 saya mendapat Sms dan email dari LPDP. LPDP mengirimkan file berupa daftar nama yang lolos seleksi administrasi dan saya belum bisa melihat hasil saya lolos atau tidak karena HP yang lemot mendownload hahaha. Sambil menunggu saya pun mengecek teman-teman seangkatan lainnya yang juga mendaftar LPDP. Salah satunya Edy Purwanto, Alumni Pend. Sosio UNY 2011 (Awardee LPDP Batch 1 2016 jalur afirmasi). Alhamdulillah beliau lolos tahap administrasi, kemudian beliau tanpa diminta mencari namaku dan beliau mengabarkan bahwa tidak ada nama saya dalam daftar tersebut. Saya pun hanya bisa ketawa karena Edy tidak tahu kalau saya mendaftar bukan jalur afirmasi, jadi jelas adanya bahwa nama saya tidak ada dalam daftar tersebut. Hahaha. Akhirnya, downloadan belum juga berhasil, saya sudah lelah dan akhirnya tertidur. Hingga tengah malam, saya terbangun dan melihat downloadan sudah berhasil. Saya pun kemudian melihat daftar nama yang lolos, dan Alhamdulillah namaku tercantum. Aaaaaak senang sekali rasanya. Mengingat persiapan berkas yang mepet, revisi esai dan jurusan, warnet yang lola dan tantangan lain sebagainya Alhamdulillah hasilnya memuaskan. Setelah lolos seleksi administrasi, seleksi subtansi pun menunggu.



Sembari menunggu proses tersebut, tanggal 14 Februari saya dijadwalkan mengikuti UM UNY yang sudah saya daftarkan sebelumnya dengan lancar dan pengumuman tanggal 21 Februari saya dinyatakan lolos. Alhamdulillah senang sekali rasanya. September siap kuliah lagi pikirku. Tantangan kembali datang ketika jadwal daftar ulang hanya tanggal 2 Maret 2016 dimana ketika itu saya belum dinyatakan lolos LPDP yang notabene pengumumannya tanggal 10 Maret 2016 sehingga mau tidak mau saya harus membayar kurang lebih 9 juta untuk menjadi mahasiswa UNY. Bapak, Ibu pun merestui dan bisa dibilang ini adalah nekat karena kalau tidak lolos LPDP, saya sudah membuang 9 juta yang semester berikutnya entah saya akan melanjutkan kuliah lagi atau tidak karena dari awal saya sudah bertekad tidak mau kuliah kalau memakai uang orangtua. Otomatis saya harus kuliah dengan beasiswa salah satunya LPDP. Akhirnya, bismillah saya membayarkan uang kuliah pertama, selebihnya saya semakin berdoa semoga pilihan ini benar dan saya bisa lolos LPDP. Aamiin.



Hari baru semangat baru, proses selanjutnya adalah seleksi substansi dan saya mendapat jadwal tanggal 18-19 Februari 2016 untuk wawancara, LGD dan On The Spot Writing. Persiapan pun dilakukan. Bocoran LGD, OTS adalah artikel yang ada di Kompas, alhasil setiap hari saya membeli koran Kompas walaupun juga tidak tlaten dibaca, mentok hanya judulnya saja hahaha. Tapi gapapa . Usaha lainnya adalah meet up bersama kawan kawan seperjungan seperti Ebi dengan tujuan Lund Univ ( Swedia), Edi (Sosiologi UGM), Aan (Otomotif, Leed University, UK) , Joana (Australia) dan Mbak Arum (UK). Kami berlatih setiap malam demi lolos seleksi subtansi. Kami pun melakukan simulasi wawancara, OTS Writing, dan LGD dengan topik dan pertanyaan yang sudah kami siapkan. Mulai dari LGBT, MEA, pembangunan TOL, revisi UU KPK yang lagi hot-hotnya, terorisme dan topik-topik lainnya. Saya jadi terkenang masa-masa itu dimana hujan badai pun ditempuh untuk latihan, meski raga lelah tapi harus tetap melaju demi lolos mengejar impian lolos LPDP hahaha #tsaaah. Akhirnya proses tersebut kami jalani semaksimal dan sebaik mungkin sampai akhirnya hari itu datang. Pada tanggal 18 Februari saya mendapat jadwal OTS pada pukul 16.00-16.40. Saya pun sudah stand by di Gedung Keuangan Negara sejak 13.00. Setelah nama dan kelompok dipanggil, kami pun berkumpul. Saya mendapat urutan kelompok 6 dan anggotanya perempuan semua. Kami pun memasuki ruangan OTS writing. Kami pun mendengarkan instruksi dari panitia, kami diminta menuliskan opini kami terhadap salah satu dari dua topik yang ada di kertas soal dengan waktu 30 menit. Ketentuannya boleh memakai pensil ataupun pulpen. Alhamdulillah, saya pun memutuskan memakai pensil. Dan Taraaa, topik yang saya dapatkan sangat jauh dari prediksi sebelumnya. Topik yang saya dapatkan adalah mengenai rokok dan kereta api cepat. Wedyaaah, piye iki, what the heaven???



Akhirnya saya pun memutuskan untuk mengambil topik rokok yang notabene bisa dilogika dan paling bisa dikerjakan olehku. Topik lengkapnya adalah bahwa rokok tidak menyebabkan kecanduan, memberi sumbangsih ekonomi dan mengandung zat baik dari tembakau untuk kesehatan berdasarkan penelitian adalah sebuah propaganda. Bismillah, mbuh piye carane iki dirampungke. Saya pun menulils essay tersebut semaksimal mungkin. Tanpa data persenan ataupun angka hanya kata-kata orang awam yang bisa dilogika :D. Saya orang akuntansi, bukan kesehatan apalagi kedokteran. Mentok, tahunya ya rokok itu mengandung nikotin dan cafein selebihnya saya menulis dengan bermain-main di kata-kata agar tampaak ilmiah dan mengandung kesimpulan yang tepat. Waktu pun berjalan, ternyata 30 menit itu cepat sekali dan essay saya belum selesai sempurna baru 70 %. Kalau saya disuruh untuk menilai essay saya, nilainya 60 karena tidak ada fakta dan susunan kata yang tidak teratur. Tapi tak apa, saya lebih banyak bersyukur dan kemudian bersiap untuk LGD.



LGD pun datang, kami mendapat giliran pukul 16.40-17.30, kelas LGD paling akhir. Kami memasuki ruangan dengan 2 orang psikolog yang sudah siap menerima kami. Mereka mempersilahkan kami untuk memulai LGD. Kami dibagikan lembar artikel untuk bahan diskusi kami dan tadaaaa kejutaan lain datang, bukan MEA atau LGBT yang kami terima namun artikel bertopik EKSODUS. Batinku opooo kuiii le??? hahaha. Jiaan. Kami pun diberikan 5 menit untuk membaca dan 45 menit untuk diskusi. Saya membacanya baik-baik dan perintah terakhir adalah menganalisis positif, negatif eksodus dan solusi mengatasi. Diskusi pun dimulai, Mba Wardha (seccond attempt/percobaan kedua mendaftar LPDP dari Solo, alumni UNS) mengemukakan pendapat dan dengan beraninya saya mengacungkan jari menjadi pertama yang menanggapi. Welook, modal berani walaupun sebenarnya pendapat yang saya utarakan tidak terlalu berbobot wkwwk. Akhirnya tiap tiap orang mengemukakan pendapatnya sampai akhirnya putaran kedua saya mengemukakan kembali pendapat saya. Saya berinisiatif menengahi pro kontra dalam diskusi dengan jurus solusi preventif dan kuratif. Saya langsung terikat edi yang pernah mengatakan solusi itu ketika dalam simulasi LGD. Hahaha alhamdulillah Ya Allah, saya pun kemudian mengemukakan pendapat tentang hal itu dan teman teman setuju. Tak terasa, diskusi berjalan, sampai putaran kedua semua orang mendapat 2 kali giliran untuk mengemukakan pendapat. Hari itu kami akhiri dengan apik disertai gemuruh hujan dan petir yang mengkilat membersamai perjalanan kami.



Hari baru, semangat baru. Tiba waktunya penentuan seleksi substansi yaitu proses wawancara. Saya mendapat jadwal wawancara pukul 15.20-16.00.Hampir semua orang pasti deg-degan untuk tahap ini, termasuk saya. Kurang lebih 4 kali saya melakukan simulasi wawancara dengan awardee LPDP seperti Mbak Yuni, Mbak Nisa, dan bersama teman teman seperjuangan. Saya datang ke TKP pukul 09.00 sengaja memang agar lebih prepare dan tidak tegang. Namun ternyata saya sudah dipanggil pukul 15.00. Saya pun memasuki ruangan wawancara tersebut. Saya kemudian dipersilahkan duduk oleh ke tiga pewawancara. 2 laki-laki dan 1 perempuan. Telisik telisik, ibu ibu itu adalah seorang psikolog, yang lain adalah dosen pendidikan dan dari LPDP. Kesemuanya berasal dari luar Jogja. Saya langsung ditanya s1 dari mana, jurusan apa, ipk berapa dan lanjut akan kemana. Kemudian, mereka menjelaskan teknis wawancara termasuk segala sesuatunya akan di rekam. Pertanyaan pertama muncul, saya di tanya tentang rencana studi. Tapi sebelum menjawab, saya memperkenalkan diri terlebih dahulu termasuk saya menjelaskan cita-cita ke depan dan tadaaaa dalam waktu kurang dari 5 menit pecah air mataku. T.T. tersedu-sedu pula (sesek ngukkan) saya ketika saya ditanya mengenai orangtua. Duh, kalau dibahas soal orangtua angkat tangan, gak kuat hihihi. Saya memang sensi kalau membahas dan ditanya soal orangtua karena rasanya haru biru, sedih, bahagia mengingat mereka. Karena perjuangan dan impian mereka membesarkan dan mengantarkanku sampai sekarang. Saya mah apa, anak perantauan, anak desa pelosok Cilacap yg udah kuliah S1 aja sudah bersyukur bukan main apalagi sudah bisa keluar negeri membuat ini itu, sudah beryukur banget dan apalagi sudah mempunyai impian S2 pun sudah sangat amat teramat bersyukur. Saya sampai sekarang saya belum menjadi apa-apa dan terus berproses dan semua ini bukan semata mata kerja keras, tapi berkat cinta dan kasih sayangNya dan orangtua yang selalu ada dan setia Alhamdulillah. Lanjuutt padahal, sedari awal, sebelum wawancara, saya sudah bilang ke diri saya sendiri. Apapun yang terjadi, apapun pertanyaannya gak boleh sampai nangis !!! Tapi apa nyatanya, kurang dari 5 menit air mata pecaah berkeping-kepiingg hahaha. Ampuun dah, gak kuat gak kuat. Saya pun menjawab pertanyaan demi pertanyaan sembari menangis dan menyeka air mata yang jatuh. Lanjut, pertanyaan lain muncul dari ibu psikolog, kamu orangnya sensitif ya? Cepat iba dengan orang lain? Menurut kamu, sensitif itu baik tidak. Saya pun menjawab iya bu saya sensitif. Menurut saya sensitif tergantung bu, ada yang positif dan negatif. Positif ketika dalam kondisi bekerja, mengerjakan tugas ataupun dalam membantu yang lain kita tanggap dan peka. Tapi ketika cepat tersinggung dan marah, itu adalah sensitif yang tidak baik. Mimpi apa aku, mendapat pertanyaan dan menjawab seperti itu hahaha. Setelah itu, masih dalam kondisi memulihkan diri setelah menangis adzan berkumandang. Mereka menyuruhku berhenti menjawab pertanyaan dan beristighfar . waktu itu saya gunakan untuk menghela nafas panjang dan menyeka air mata.





Setelah kedua interviewer selesai mengajukan pertanyaan, tiba saya menghadapi bapak dosen yang sepertinya dari LPDP itu. Beliau mengajukan pertanyaan dalam bahasa inggris. Kaget, tapi saya yakin saya bisa. Beliau bertanya, “why LPDP is important for you?”. Lantas, saya pun menjawab “ Why LPDP is important for me because without LPDP its impossible for me to continue my study.” Deg deg deg, duuuh rasa yakin bercampur rasa penyesalan menjawab pertanyaan dengan jawaban seperti itu. Dari analisis saya, jawaban saya terlalu egosentris, mementingkan diri sendiri. Harusnya jawabannya bisa seperti ini “because i have big dream for Indonesia in the future with LPDP. I want to be bla bla bla. Jawaban yang sangat cantik dan memuaskkan saya pikir. Tapi nasi telah menjadi bubur, kata kata yang terlintas bukan itu tapi jawaban yang lain. Tanda negatif muncul kembali. Saya tidak dijejal pertanyaan setelah saya menjawab pertanyaan sang Bapak. Bapak dosen yang berada di tengah pun kembali menanyakan saya. Beliau bertanya mengapa memilih jurusan PEP dan di UNY. Mereka agak belum yakin akan hal itu, mengingat s1 saya pendidikan akuntansi kemudian bekerja sebagai bendahara dan ketika ingin jadi dosen harunya juga memilih akuntansi. Apalagi ketika ditanya soal thesis. Saya hanya bisa menjawab sekenanya. Baaah, ini nih, tanda negatif sudah terlihat. Pertanyaan yang lain muncul seperti tentang cita-cita saya. Karena saya bilang bahwa saya ingin jadi ibu rumah tangga multi talenta yang sekaligus dosen, pengusaha, penulis dan lain sebagainya. Dahi mereka mulai mengerucut dan mereka tertawa kecil penuh ragu, dan menanyakan memang saya bisa ??? Saya pun lantas menjawab yang intinya saya yakin saya bisa pak, saya ingin mengejar cita cita saya jadi dosen termasuk saya tidak akan meninggalkan bisnis dan komunitas sedekah yang mengantarkan dan membersamai saya selama ini. Saya yakin pak, saya punya tim solid dibelakang saya yang siap memback up saya dan belajar dari S1 saya, selama 3,5 tahun saya mengikuti kurang lebih 15 organisasi, saya menyelesaikan studi 3,5 tahun dan pernah mengunjungi beberapa negara seperti Malaysia, Thailand, Singapore dan Jepang itu bukti bahwa saya seorang pekerja keras dan seorang yang mempunyai integritas tinggi. Setelah mengatakan hal itu, saya merasa lega karena saya sudah mengeluarkan senjata yang saya punya.



Karena jawaban penuh yakin dan kemantapan itu, mereka terlihat puas. Dan tak disangka, mereka mulai mengarahkan saya untuk ganti jurusan ke akuntansi dengan mendaftar di seluruh PTN yang ditunjuk oleh LPDP. Dari situ tanpa waktu lama, saya pun mengiyakan karena saya pikir rekomendasi tersebut bisa menunjang cita-cita saya ke depan. Walaupun sebenarnya jiwa saya bukan diakuntansi karena ketika S1 hampir nilai A untuk matakuliah berbau akuntansi jarang saya dapatkan karena kemampuan analitik, akuntansi dan statistik yang lemah. Bismillah, waktu itu saya memulai sebuah tekad baru menjelajah S2 akuntansi. Di sisi lain, hal yang membuat saya terkaget-kaget adalah ketika Bapak dosen yang berada ditengah mengatakan bahwa beliau melihat potensi saya untuk menjadi orang besar di waktu yang akan datang. Saya pun sangat mengaminkan. Bahkan beliau mengatakan setelah selesai S2 akuntansi, kamu datang ke Makassar, kamu bilang ke saya. Waaah Ya Allah, merinding saya. Interviewer mulai berubah raut mukanya menjadi yakin dan menaruh harap kepada saya. Saya pun menyambut mereka dengan wajah penuh optimisme dan harapan. Sampai akhirnya, durasi wawancara telah selesai. Tak terasa kurang lebih 40 menit saya berada dan beragumen di ruangan tersebut. Saya bersyukur sekali melewati fase itu. Mereka pun menyilahkan saya untuk meninggalkan tempat, saya pun berdiri, menyalami dan mengucapkan terimakasih sembari tersenyum manis (yailaaaah ) hahaha. Saya pun berjalan meninggalkan ruangan dengan penuh suka duka. Saya kemudian bertemu dengan yang lain dan saling bertanya dan memberi optimisme. Bersyukur sudah di tahap ini, langkah selanjutnya dalah tawakal dengan segala keputusan yang Allah beri. Setelah menceritakan apa yang terjadi dengan proses wawancaraku, mereka pun ada yang mengatakan bahwa ganti jurusan adalah salah satu ujian bagi calon awardee untuk menjebak dan menggoyakan pendirian si calon awardee. Dalam hati bertanya, ah masa iya?? Galau pun muncul tapi di sisi lain saya mempunyai keyakinan bahwa mereka tidaklah mencoba menjebak ataupun menggoyahkan saya namun mereka adalah Bapak/Ibu saya yang mencoba mengarahkan ke tempat yang lebih baik. No matter what happened, just go on girl!



Tiba waktunya di hari baru, saya pun kembali melanjutkan rutinitas bekerja, mengurus SAS dan ANN sembari berdoa dan bertawakal kepada Allah. Sampai akhirnya tak terasa hari itu datang. Berbeda dengan pengumuman tahap sebelumnya, kali ini rasanya biasa saja dan tidak deg-degan seperti teman teman lainnya. Di grup whatsaapp, sudah mulai rame karena sampai sore belum ada email masuk dari LPDP. Ah, paling malam pengumumannya, pikirku. Akhirnya malam pun datang, aku pun tidak sebegitu tegang seperti sebelumnya. Grup pun makin ramai, sampai akhirnya pukul 21.30, HP berbunyi tanda email masuk, setelah aku buka ternyata dari LPDP. Saya tidak langsung membaca semuanya, hanya menyecroll ke bawah untuk melihat lampiran. Namun, ternyata tidak ada lampiran seperti biasanya dan ada tulisan LULUS di bagian tengah email itu. Saya belum ngeh kalau saya LULUS LPDP. Aku pun lantas membacanya dengan hati hati dari awal dan setelah lebih teliti, ternyata saya dinyatakan LULUS seleksi LPDP periode 1 2016. Alhamdulillah Alhamdulillah, syukur dan senyum tak tertahankan.





Setelah itu, saya mengabari teman teman, mereka pun senang dan bahagia mendengarnya. Teman teman yang lain (afirmasi) masih deg deg menunggu pengumuman karena pengumumannya adalah Magister terlebih dahulu. Bahagia kembali saya rasakan, mendengar teman kantor juga lolos seleksi dan sampai malam, akhirnya beberapa teman seperjuangan juga dinyatakan lolos seleksi. Ternyata, tidak semua teman –teman seperjuangan lolos seleksi LPDP. Ada beberapa teman yang gagal. Saya pun shock mendengar kabar tersebut, karena mereka adalah sosok sosok orang hebat dan saya pikir jelas mereka diterima LPDP. Tapi ya begitulah jalan hidup manusia, tidak tertebak dan tidak terprediksi. Allah punya rencana lain, hanya hambaNya yang beriman dan berbesar hatilah yang bisa melihat kesempurnaan caraNya mengatur kehidupan manusia. Kami pun saling mendoakan dan memberikan dukungan supaya dikuatkan untuk mendaftar di gelombang selanjutnya. Semangat !!! Saya pun tidak langsung mengabari Bapak dan Ibu karena sudah malam dan saya pikir mereka sudah terlelap istirahat . Saya mengabari Bapak dan Ibu setelah hari itu, dan beliau sangat senang mendengar kabar berita dari saya. Mereka sangat BUNGAH (senang teramat sangat) mendengar impian anaknya tercapai. Nangis lah lagi saya hahaha. Alhamdulillah bahagia banget mendengar dan melihat kebahagiaan mereka. Kayaknya saya belum pernah merasakan momen-momen seperti itu dalam hidup hihihi Alhamdulillah ^_^.



Life must go on, perjalanan masih panjang. PK menanti, kuliah dan perkuliahan menanti di September nanti. Kado ulang tahun terindah tahun ini. Saya kembali harus bersiap diri, menata diri, hati, pikiran, menyehatkan fisik dan mental untuk memasuki dunia perkuliahan yang dinamis dan penuh tantangan termasuk menyiapkan masa depan sebagai dosen, penulis, pengusaha dan tentunya seorang istri dan ibu rumah tangga yang juga impian saya tahun ini hahaha (mah curhat). Doakan ya semoga dilancarkan Aaamiin Aamiin hihihi. At the end, saya ingin mengucap syukur dan terimakasih tak terhingga kepada Allah yang telah menggariskan semua ini dengan sangat apik dan cantik, yang selalu ada di sisi dalam suka dan duka. Yang selalu cerdas membawaku melihat nikmat dan episode-episodeNya yang begitu penuh kasih dan cinta. Terimakasih pula kepada Bapak dan Mama yang selalu menjadi inspirator dan teladan hidup sepanjang masa, keluarga, teman-teman seperjuangan, Mba Arum, Ebi, Joana, Edi, Aan, teman-teman dan sahabat sahabat lainnya yang juga mendoakan dan memberikan dukungannya. Terimakasih spesial kepada mas Feby Junaidi yang sudah memberikan motivasi dan dukungannya, mas sudah saya anggap seperti kakak saya sendiri hihi kemudian tim SAS (Mba Yuni, Pita, Zizah, Mba Emma, Abi, Sekar, Mba Kiki, Mba Kur, Yanu, Mba Ida, Mba Nani), Mba Nisa, Aya, Ratih Fitria, keluarga besar ustadz/ustadzah Esluha Smart tempat saya bekerja dan belajar selama ini. Terimakasih kepada keluarga besar ANN Jogja dan UNY khususnya keluarga jurusan pendidikan akuntansi FE UNY yang selalu mendukung dan membersamai saya selama ini, Keluarga besar AYFN yang juga important stepping tone dalam hidup saya. Terimakasih kepada pihak-pihak yang sudah memberi dukungan, mendoakan dan membersamai selalu sampai saat ini.



Mohon doa dan dukungan selalu semoga ke depan apa apa yang saya coba ikhtiarkan bersama RMC www.ratumendoancilacap.com, SAS www.sedekahapasaja.com , ANN Jogja www.nasyidjogja.comdan S2 UNY mendapat ridho dan berkahNya sehingga saya bisa lebih memberikan manfaat dunia akhirat bagi semuanya, mengajak lebih banyak orang kembali ke jalanNya, mengajak orang untuk sukses bersama dunia akhirat Aamiin Aamiin Ya Robbal Alamin. FYI, Ini postingan terpanjang yang pernah saya post hahaha. Dengan penuh cinta dan kasih saya tutup tulisan ini dengan mengucap hamdallah, Alhamdulillah. Semoga bermanfaat, menciptakan semangat bagi adek-adek yang ingin mendaftar LPDP dan terakhir salam kasih Wassalamualaikum wr.wr.b (Yogyakarta, 18 Maret 2016 : 20:05 ).











Posting Komentar

9 komentar

Masya Allah keren bgt km dek,sukses yaa sayang

aaaaaaak Mbak tiwiiii. Makasih mbakku sayang doa dkungannya.
sukses sehat selalu mbaak wiiii :*

Sipp mbk ratih sukses selalu

Terimakasih Mas Fa, sukses sehat selalu :)

Masyaallah, panjang banget Tih, dan yang paling keren itu namaku disebut hahahahahaa.
semoga semua yang diusahakan, didapatkan dan dijalani menjadi barokah dan ilmu yang bermanfaat ya. Istimewa sekali.
boleh banget lho kapan kapan mengunjungi blog ku juga http://yudiantoaan.blogspot.com/ . Saya belum selesai nulis yang kayak beginian, niatnya sih juga nulis kayak gini, buat sejarah hidup, iya kan tih ? haha

ahahahahahahaha pas bagian keren yang ituuu????bisa aja looo an :P :D
aamiin Ya Allah, sama sama an. semoga segala keberkahan kebaikan menyelimuti.

iyaa, dulu uda aku buka, la kok tguu sebentar yaa. issssh hahaha

iyap bener bgt an. karena menulis termasuk bagian dari belajar dan belajar itu untuk kebermanfaat dan sampai liang lahat. fastabikul khoirot :D

kereen dan selamat yaak. dapat PK brp mba

Alhamdulillah, makasih bu dokter :P
Saya Pk 69 mba, kmren 30 Mei-4 Juni mbak PK berapa?

selamat mbak Ratih, aku baru aja baca blognya mbak Ratih dan sangat menginspirasi sekali, boleh saya minta alamat emailnya mbak? makasih

Dimohon untuk berkomentar dengan bijak!

 
Top